Jamintel Bentuk Jaksa Garda Desa, Kades Tak Lagi Seenaknya Gunakan Dana Desa

Jamintel Kejagung, Reda Manthovani (Foto: HNN)
Jamintel Kejagung, Reda Manthovani (Foto: HNN)

JAKARTA, HINews - Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Reda Manthovani menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat dan mengawal pengawasan penggunaan dana desa, hal itu menyusul dengan diberlakukannya Undang-undang (UU) 3/2024 tentang Desa.

Reda menjelaskan, pengawalan tersebut dilakukan melalui program Jaga Desa atau Jaksa Garda Desa, di bawah komando Jamintel yang fokus pada lima sektor keuangan terkait dengan desa yang akan menjadi perhatian kejaksaan dalam pengawalan dan pengawasan dana desa.

Diketahui, Korps Adhyaksa memiliki kewenangan melakukan pengawasan keuangan desa.

Mentan Kejati DKI Jakarta itu menjelaskan, bahwa setelah adanya perubahan UU Desa nomor 3/2024, pada pokoknya kejaksaan tetap memiliki kewenangan dalam fungsi pengawasan keuangan desa

"Baik dana desa (DD) yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapat dan Belanja Negara), alokasi DD dari APBD, Dana Bagi Hasil, dana bantuan provinsi maupun kabupaten, dan lain-lain keuangan desa," ujar Reda, dalam keterangannya baru-baru ini.

Adapun kewenangan kejaksaan dalam melakukan pengawalan dan pengawasan keuangan desa masih mengacu pada UU Desa. Reda menerangkan, dalam Pasal 4 huruf h UU Desa, disebutkan perlunya pengaturan desa untuk pemajuan perekonomian masyarakat desa, guna mengatasi kesenjangan pembangunan nasional.

Reda mengatakan dana desa merupakan bentuk komitmen negara, dan pemerintah dalam perlindungan dan pemberdayaan desa untuk menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Penggelontoran dana desa, merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang mengharuskan adanya pengawalan, dan pengawasan agar tepat manfaat.

Berdasarkan catatan Jamintel, pengalokasian dana desa sejak 2015 sampai dengan 2021, kurang lebih mencapai Rp 560 triliun. Jumlah tersebut digelontorkan ke 75.265 desa di seluruh Indonesia.

"Deskripsi tersebut merupakan potret bagaimana dana desa merupakan sasaran strategis karena menyentuh langsung kepada lini dasar, yang merupakan fundamental kekuatan ekonomi Indonesia," ujar Reda.

"Dan kejaksaan yang merupakan bagian dari pemerintah, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memastikan dana desa tepat sasaran, sekaligus sebagai upaya pencegahan terjadinya penyimpangan dalam penggunaan dana desa tersebut," tutur Reda.

Program Jaga Desa, kata Reda, merupakan realisasi dari tanggung jawab kejaksaan dalam usaha pencegahan terjadinya penyimpangan tersebut.

"Jaga Desa merupakan suatu program pencegahan penyimpangan dana desa melalui pendekatan pengawalan, pendampingan dan pengawasan baik aspek sistem kerja maupun SDM aparatur pemerintah Desa dengan metode sosialisasi, koordinasi, kerja kolaborasi maupun aplikasi berbasis informasi dan teknologi (IT)," tutup Reda.**

Editor : Redaksi

Opini   

Kelakuan Miftah Langsung Dibayar Tunai

Oleh Agus Wahid Lidah tergelincir. Langsung viral. Itulah kata “Guoblok” yang meluncur dari mulut Miftah Maulana Habiburrahman, alias…