JAKARTA, HINews - Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan dalam lima tahun ke pemimpinanya. Untuk merealisasikan targetnya ini, bahkan dirinya membentuk Kementerian Koordinator Khusus Bidang Pangan yang dinahkodai oleh Zulkifli Hasan.
Menurut pegiat organik dan pengamat pangan Wibisono mengatakan upaya dalam menargetkan swasembada pangan perlu diapresiasi, kerja keras pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai target swasembada pangan. Ia juga memastikan produksi pangan naik pada 2025.
"Pada tahun lalu, produksi padi Indonesia terendah dalam 20 tahun terakhir. Produksi padi nasional pada 2024 mencapai 53,14 juta ton gabah kering giling (GKG). Angka tersebut hampir sama dengan data produksi padi pada 2022, yakni sebesar 51,49 GKG," ujar Wibi dalam keterangannya, Senin (30/6/2025).
Menurut dia, salah satu faktor yang membuat berhasil adalah kebijakan yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam meningkatkan produktivitas nasional berhasil menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara stabil dalam mengatur harga dan pasokan pangan masyarakat.
Selain itu, kata Wibi langkah Mentan Amran dalam memantau harga pangan ke sejumlah pasar juga merupakan langkah yang sangat tepat dalam menjalankan perintah Presiden Prabowo Subianto.
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo dalam sidang kabinet paripurna beberapa waktu lalu telah menginstruksikan para jajaran menteri dibawahnya untuk terjun langsung ke lapangan terutama dalam mengetahui situasi terkini. Prabowo tegaskan terus memantaunya.
“Saya kira apa yang dilakukan Pak Mentan harus menjadi contoh bagi pejabat lainya untuk turun ke lapangan karena ini sudah sesuai dengan perintah Bapak Presiden. Apalagi ini menyangkut pangan yang menjadi sektor vital bagi hajat orang banyak,” ulas Wibi
Produksi beras tahun ini diperkirakan mencapai angka tinggi dan menjadi yang terbesar dalam 7 tahun terakhir. Capaian luar biasa ini menegaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk mewujudkan swasembada sudah di depan mata, tapi ada catatan, terkait dengan perlakuan pupuk organik oleh petani.
"Petani rata rata masih memakai pupuk kimia, dan ini akan menimbulkan tanah pertanian menjadi tandus, dan hasilnya pun masih belum maksimal, upaya swasembada pangan berkelanjutan akan berhasil apabila keseimbangan penggunaan pupuk kimia dan organik dapat di terapkan dengan baik," pungkasnya
Editor : Redaksi