Pengamat Sebut Pembentukan Direktorat Siber di Kemhan Solusi Polemik Matra Siber di TNI

Pengamat Militer Wibisono
Pengamat Militer Wibisono

JAKARTA, HINews - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikabarkan akan membentuk Angkatan Siber sebagai matra keempat di institusi TNI.

Bahkan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengakubahwa pihaknya telah menerima perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk Angkatan Siber di institusi TNI.

Baca Juga: Komenwa Indonesia naik mobil Maung dalam upacara HUT TNI ke 79

Jendral Agus Subiyanto mengungkapkan, TNI sejatinya sudah memiliki satuan siber. Meski demikian, TNI juga berencana membuat pusat siber di markas besar (Mabes) TNI dan juga setiap matra, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Ia menyebut, rekrutmen personel Angkatan Siber berasal dari lulusan SMA hingga universitas. Menurutnya, satuan siber tersebut bakal berbeda dengan satuan-satuan lainnya di TNI karena akan lebih banyak diisi personel sipil.

Menanggapi rencana Mabes TNI membentuk Angjatan Suber, Pengamat Militer Wibisono berpandangan, penguatan ketahanan siber untuk institusi TNI sangat diperlukan, namun tidak harus membentuk matra baru.

"Kami berpendapat bahwa Panglima TNI tidak perlu membentuk matra baru, tapi cukup memperkuat sumber daya di Kemenhan. Seperti membentuk Direktorat Jenderal (Dirjen) baru bernama Dirjen Ketahanan atau Siber Cyber Defense," kata Wibi dalam keterangannya, Senin (9/9/2024).

Menurut dia, Dirjen tersebut dilengkapi dengan teknologi AI untuk memperkuat pondasi ketahanan siber. Selain itu juga diperhatikan aspek manusia, yaitu kesiapan respons cepat.

Baca Juga: Pembangunan IKN Diprediksi Bakal Mangkrak 

"Jangan sampai kita membiayai kegagalan karena tidak menyiapkan SDM secara update,” kata Wibisono.

Lebih lanjut, pemetaan sumber daya siber dilakukan dengan cara tiga hal. Pertama, mapping kemampuan/kapasitas. Kedua, mapping kemauan/konsistensi implementasi.

“Aspek direksi harus cepat dengan pengamanan berlapis. Serangan siber kini semakin intens dengan volume dan kecanggihan semakin tinggi. Bahkan telah menggunakan AI, maka kita juga perlu menghadapinya dengan AI,” ujarnya.

Ketiga, mapping ketahanan siber (health lab check) berbasis AI. “Dengan demikian penguatan cyber defense bisa dilakukan sebagai integrasi ke tiga matra di bawah kordinasi Kementerian Pertahanan,” pungkas Wibisono. **

Baca Juga: Kasal Cup Polo Air Internasional 2024, akan Digelar di Palembang

 

 

 

Editor : Redaksi