JAKARTA, HINews - Konsep ketahanan pangan “Food Security” dengan mengaplikasi pupuk organik/hayati kepada petani dinilai dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen padi yang signifikan.
Pernyataan itu diungkapkan Ketua Dewan Pembina Forum Kebangsaan Nusantara (FKN) Wibisono usai pertemuan bersama Mentri Pertanian Amran Sulaiman membahas konsep “Food Security” atau ketahanan pangan yang berkelanjutan, terutama dalam hal swasembada beras.
Baca Juga: Komenwa Indonesia Satu Satunya Komduk yang Ikut HUT TNI ke 79
“Pak Mentri akan mengawal dari mulai tanam sampai panen, akan dapat berapa ton per hektar dengan aplikasi pupuk organik ini,padahal kalo untuk demplot sudah sering kita lakukan sebelumnya, yang paling penting adalah setelah kita buktikan demplot berhasil, gimana kelanjutannya," ujar Wibisono, Senin, (10/6/2024).
Wibisono juga menceritakan soal pengalamannya yang sudah diaplikasikan di Gapoktan menggunakan pupuk organik di area pertanian di Indramayu, Jati Barang Jawa Barat, dan mendapatkan hasil panen di atas 10 ton per hektar.
“Pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi 1997-1998 yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional,” ujarnya
Ia menyayangkan gempuran impor komoditas pangan seperti beras, garam, kedelai, gandum, gula mentah dan bahan pangan lainnya.
Baca Juga: Komenwa Indonesia naik mobil Maung dalam upacara HUT TNI ke 79
Wibi mengungkapkan, ada kebijakan yang kurang pas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Pertanyaannya siapa yang salah? kebijakan atau pola pikir menterinya?. Yang jelas keduanya keliru baik dari sisi kebijakan maupun pola pikir,” katanya.
Menurutnya kekeliruan tersebut terlihat dalam terapan kebijakan Redefinisi Pupuk dimana dalam pengelolaan tanah dan budidaya penanaman semua jenis tanaman pangan (terutama padi) seharusnya 80% menggunakan pupuk hayati yakni pupuk organik dan kompos, dan 20% menggunakan pupuk kimia terbatas. Namun yang berlaku sebaliknya sehingga mengakibatkan tanah rusak atau tandus.
Baca Juga: Pembangunan IKN Diprediksi Bakal Mangkrak
“Konsep saya untuk sosialisasi ketahanan pangan agar bisa diserap dan diikuti petani di seluruh Indonesia adalah kementan harus menyiapkan demplot atau show case ketahanan pangan (Food Security) di setiap kabupaten minimal 100 hektar, yang akan menggunakan aplikasi pupuk organik/hayati, kita harus membuat gerakan nasional untuk revolusi organik agar dapat memuliakan bumi dan tanah pertanian kita subur kembali,” terangnya.
Wibisono juga menyebutkan untuk mencapai ketahanan pangan perlu penguatan Community Development. Selain itu pemerintah perlu membangun platform ketahanan pangan untuk mendapatkan database pangan yang akurat.
"Inilah yang harus dilakukan pemerintah agar ketahanan pangan bisa tercapai terutama dalan mewujudkan swasembada beras yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor : Redaksi