Melalui UIIF 2025, UI Dorong Ekosistem Riset Berdampak bagi Masyarakat dan Industri

Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU,
Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU,

JAKARTA, HINews  – Universitas Indonesia (UI) terus mendorong ekosistem riset yang berdampak tidak hanya pada ilmu pengetahuan, namun juga pada masyarakat dan industri. Pesan tersebut disampaikan oleh Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, dalam video profil yang ditampilkan pada pembukaan Universitas Indonesia Innovation Festival (UIIF) 2025.

Melalui kolaborasi lintas disiplin dan dukungan para mitra, UI berkomitmen menghadirkan inovasi yang mampu menjawab tantangan zaman dan memberikan manfaat bagi Indonesia serta dunia.

“Melalui Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi (DIRBT), UI mengintegrasikan riset industri dan masyarakat agar hasil penelitian hadir nyata dalam kehidupan,” ujar Prof. Heri dalam video tersebut.

Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi (DIRBT) UI saat ini tengah menggerakkan inovasi dari kampus menuju masyarakat melalui dua pendekatan utama, yakni technology push dan demand pull.

Dalam penayangan video profil, Direktur DIRBT UI Chairul Hudaya, Ph.D., menjelaskan bahwa melalui pendekatan technology push, UI memperkuat ekosistem inovasi dan tata kelola kekayaan intelektual, salah satunya melalui platform Intellectual Property Information System (IPiS), sebuah etalase digital agar inovasi UI dapat dijangkau mitra industri dan publik.

Lebih lanjut, melalui strategi demand pull, DIRBT membuka jalur kolaborasi antara kampus dan dunia industri. Melalui UI Solution, kebutuhan mitra industri dipertemukan dengan keunggulan riset lintas fakultas di Universitas Indonesia.

Menurut Chairul, kolaborasi ini diperkuat dengan hadirnya Center for Industry Business Research and Innovation (CIRI).

“CIRI adalah ekosistem co-creation research yang menghadirkan kantor atau laboratorium industri langsung di lingkungan UI. Di sini, tim industri dan akademisi bekerja bersama memanfaatkan sumber daya, ide, dan fasilitas untuk menciptakan solusi nyata yang dapat segera diimplementasikan dan dikomersialisasikan,” ujarnya.

Chairul menambahkan bahwa CIRI bukan hanya ruang kolaborasi, tetapi juga jembatan yang mengubah riset menjadi inovasi berdampak bagi bangsa.

Sebelumnya, Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Hamdi Muluk mengungkapkan, negara-negara maju membangun perekonomian mereka melalui sektor riset dan inovasi.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Launching Universitas Indonesia Innovation Festival (UIIF) 2025 yang digelar di Mal Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2025).

“Jadi, kita (Indonesia) tidak lagi menjual sumber daya alam dalam bentuk mentah. Ini yang harus kita gelorakan. Universitas memang menjadi jantungnya,” tegas Prof. Hamdi.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Hamdi menekankan pentingnya keberadaan periset unggul untuk menyelaraskan misi hilirisasi nasional.

Ia mengungkapkan, saat ini UI memiliki sekitar 400 laboratorium yang menghimpun para peneliti sesuai bidangnya masing-masing. “Kita sudah punya database riset-riset unggul,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Hamdi optimistis UI mampu menjembatani kolaborasi antara hasil riset perguruan tinggi dan kebutuhan industri.

“Kita juga bisa bertanya kepada industri, Anda butuh apa? Nanti kita pertemukan dengan para peneliti,” tambahnya.

Prof. Hamdi berharap hasil riset yang dilakukan di Universitas Indonesia dapat berkontribusi langsung terhadap pertumbuh

Jakarta-Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Hamdi Muluk menilai negara-negara maju dalam membangun melalui sektor ekonomi berbasis riset dan inovasi. Hal ini disampaikan olehnya dalam acara Launching Universitas Indonesia Innovasi Festival (UIIF) 2025, yang digelar di Mall Semanggi, Jakarta selatan. Kamis (13/11/2025).

"Jadi kita (Indonesia) tidak lagi menjual barang (Sumber Daya Alam) keadaan mentah! Ini yang harus kita gelorakan. Universitas memang jantungnya," tandas, Prof.Hamdi.

Dalam kesempatan ini, Prof. Hamdi menganggap perlu periset unggul untuk menyeleraskan misi hilirisasi.Ia mengklaim, Universitas Indonesia telah memiliki kurang lebih 400 Laboratium sekaligus menghimpun periset sesuai bidang yang dibutuhkan.

"Kita sudah punya data base riset-riset unggul," imbuhnya.

Prof. Hamdi memiliki keyakinan besar Universitasnya mampu melakukan terobosan melakukan penawaran kerjasama melalui hasil riset-riset Universitas Indonesia kepaada Industri.

"Atau kita tanya ke Industri. Anda (Perusahaan) butuh apa? Nanti kita pertemukan dengan peneliti-peneliti," imbuh, Hamdi.

Prof.Hamdi berharap, upaya hasil riset yang dilakukan Universitas Indonesia (UI) dapat membuat pertumbuhan sektor ekonomi di bidang riset.

 

Editor : Redaksi