Dua Ketum Partai Bertemu di Istana, PDIP Bantah Gunakan Fasilitas Negara

avatar Harian Indonesia News

JAKARTA, HIN – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membantah tudingan pernyataan eks Juru Bicara Presiden era pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Andi Mallarangeng, soal pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto yang menggunakan fasilitas negara sebagai pertemuan partai.

 "Pertemuan Ibu Megawati dengan Prabowo hanyalah sebuah kebetulan belaka saat seremoni pelantikan Panglima TNI," kata politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus dalam keterangannya, Senn (22/22/2021).

Baca Juga: Prabowo Minta TKN Tidak Berbuat Curang

Menurut dia, sebagai seorang intelektual seharusnya Alfian Malarangeng tidak membuat pandangan seolah-olah kedua tokoh itu memakai ruang istana untuk kepentingan partai.

Pertemuan spontan itu, kata dia, sifatnya adalah sebuah silaturahmi dan merupakan hal yang wajar saja ketika memanfaatkan waktu untuk sekadar saling menyapa.

Sebagai tokoh politik nasional, menurut dia, hal yang lumrah saja bagi Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto membicarakan kondisi politik dan kebangsaan terkini.

Apalagi, keduanya sama-sama intens terlibat belakangan ini terkait dengan Universitas Pertahanan meski sebelumnya hanya melalui aplikasi Zoom meeting.

"Jadi, saya kira wajar saja sebagai orang timur menyempatkan diri untuk bersilaturahmi saat bertemu muka. Kedua tokoh ini orang yang mengerti adab yang baik layaknya orang timur," ujar Deddy seperti dikutip dari Antara.

Deddy Yevri Sitorus merasa khawatir akibat yang bisa timbul di tengah masyarakat karena prasangka tersebut. Oleh karena itu menilai Andi Alfian Mallarangeng harus memberikan klarifikasinya.

"Bayangkan Bu Mega dan Pak Prabowo itu seperti saat Anda menghadiri pesta, lalu bertemu orang yang Anda kenal dan hormati, otomatis nyari tempat buat ngobrol 'kan? Tempat pertemuan juga bukan ruang rahasia," katanya.

Di ruang pertemuan itu, kata dia, juga ada petugas istana yang hilir mudik melayani. Jadi, dia menilai apa yang disampaikan Andi Mallarangeng sebagai hal gegabah dan tidak etis.

Sebelumnya, Andi Mallarangeng mengatakan, saat SBY menjabat sebagai kepala negara, tidak pernah menggelar pertemuan partai politik di Istana Negara ataupun Istana Merdeka.

"Kalau di zaman Pak SBY, kegiatan politik kepartaian biasanya dilakukan di Cikeas," kata Andi pekan lalu (18/11/2021).

Baca Juga: Harga Air Kemasan Lebih Mahal Dari BBM, Betulkah Bumi dan Air Sudah Dikuasai Oleh Negara?

Hal itu disampaikan Andi untuk menanggapi adanya pertemuan dengan agenda politik antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani di Istana Negara, Rabu (17/11/2021).

Andi mengaku heran pertemuan yang mengagendakan politik itu bisa terjadi di Istana Negara, tanpa ada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bagaimana mungkin ada orang-orang yang bukan presiden menjabat, melakukan pertemuan politik kepartaian di Istana Presiden. Presiden saja tidak pantas melakukannya. Apakah sudah mendapat izin Presiden?" kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Baca Juga: Begini Pendapat Pakar Komunikasi Politik Soal Citra "Gemoy" Prabowo

 

 

Editor : A1H

Opini   

Kondisi Eropa Yang Berubah Sekularistik

Oleh : Wibisono Di berbagai penjuru Eropa , ada fenomena menarik yang terjadi di mana gereja-gereja yang tidak lagi digunakan untuk ibadah diubah…