Kemenkes Kaji Dosis Keempat Vaksinasi Covid-19

avatar Harian Indonesia News

JAKARTA, Hinews  - Wakil Menteri Kesehatan, dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pihaknya mulai mempertimbangkan pemberian vaksinasi dosis keempat. Saat ini, Kemenkes masih terus melakukan riset apakah booster lanjutan itu perlu diberikan.

"Kalau nanti diperlukan, dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin itu perlu dilakukan. Tetapi sekarang yang mesti kita kejar adalah bahwa kita mesti melakuka equal policy," kata dia di Jakarta, Rabu (23/2).

Baca Juga: Menkes Minta Nakes Honorer Segera Daftar ASN dan PPPK

Dante mengatakan, vaksinasi tambahan sangat dibutuhkan, terutama bagi kelompok lanjut usia (lansia) dan individu dengan komorbid agar terhindar dari risiko terburuk paparan Covid-19. Sebab, usia perlindungan yang diberikan vaksin terbatas.

"Semakin lama, efek proteksi semakin turun. Pada masa 3-6 bulan itu proteksinya sudah mulai menurun," jelas Dante.

 

Saat ini, beberapa ahli tingkat global memang mempertimbangkan vaksin dosis keempat seiring studi yang menyebut kekuatan dosis ketiga melemah setelah empat bulan.

Namun, di Amerika Serikat, rencana untuk dosis keempat tidak disambut baik oleh semua ahli. Dr Peter Marks dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menilai, para ilmuwan belum memiliki cukup data untuk mengetahui perlunya dosis keempat.

Meski begitu, Dante mengatakan, untuk saat ini fokus utama Kemenkes adalah mengejar cakupan vaksinasi primer. Masih banyak masyarakat yang belum dapatkan vaksinasi pertama dan kedua. Kemenkes menargetkan vaksinasi dua sosis selesai pada Juni mendatang.

"Setelah vaksinasi primer lengkap, kemudian kita evaluasi dengan uji klinik, epidemiologi, kita memerlukan booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan, tapi bukan sekarang waktunya," kata dia.

Baca Juga: Kemenkes Ajak Dewan Masjid Sosialisasikan Vaksinasi Saat Ramadhan

Per Rabu kemarin, sebanyak 190.092.902 orang telah disuntik dosis pertama. Sementara yang melanjutkan ke dosis kedua baru 141.806.330 orang. Dari jumlah itu, baru 8.974.957 orang telah mendapatkan booster.

Dante mengatakan, vaksinasi akan menjadi penentu turunnya angka kematian. Bila masyarakat mendapat satu kali vaksin, maka angka kematiannya turun 16 persen, sementara dua dosis turun lagi menjadi 60 persen.

Dengan booster, maka angka kematiannya akan turun menjadi 97 persen. "Jadi saya menghimbau kepada masyarakat yang saat ini masih tertinggal untuk segera vaksinasi," kata dia.

Dante mengatakan, selain vaksin, faktor utama lainnya yang menyebabkan kematian pada Covid-19 adalah usia dan komorbid. Dua fakto terakhir ini umumnya dimiliki oleh orang dengan lanjut usia.

Baca Juga: Moeldoko Pastikan Pembayaran Klaim Covid-19 Tahun Ini Segera Tuntas

Dikutip dari republika, Kemenkes juga telah menerbitkan ketentuan baru terkait booster lansia. Jika sebelumnya dosis ketiga diberikan minimal 6 bulan setelah penyuntikan dosis kedua, kini dipercepat, yaitu minimal 3 bulan setelah dosis lengkap. Langkah baru itu telah berlaku sejak Selasa (22/2).  

Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta kepada jajaran TNI, Polri, forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan seluruh pihak terkait memaksimalkan akselerasi percepatan booster bagi kelompok lansia tersebut. Hal itu disampaikan saat meninjau pelaksanaan akselerasi vaksinasi di Obyek Wisata Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/2).

"Kembali saya ingatkan terhadap masyarakat, khususnya lansia bahwa sudah diberikan kesempatan bagi yang sudah tiga bulan untuk bisa melaksanakan vaksin booster ketiga. Tentunya harapan saya ini betul-betul bisa dimaksimalkan," ujar Sigit dalam keterangannya. (qqdylm)

Editor : A1H