Oleh: Miklos Sunario
Geneva, Miklos Sunario, pemuda Indonesia 20 tahun, untuk ketiga kalinya menjadi pembicara pada forum PBB.
Kali ini Miklos diundang oleh Badan Teknologi PBB yaitu ITU, untuk menjadi pembicara panelis pada "AI for Good" Global Summit, di Geneva, pada tanggal 30-31 Mei 2024. Miklos merupakan pembicara panelis termuda, dan dalam forum ini juga tampil pakar AI terkenal seperti Geoffrey Hinton perintis Neural Network, Sam Altman pendiri OpenAI, dll. Acara ini dibuka langsung oleh Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres.
Hadirnya Miklos untuk ketiga kalinya di forum PBB membuat Indonesia terus tampil di forum AI global, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu nara sumber yang diperhitungkan dalam penerapan AI di dunia. Disamping sebagai CEO Edubeyond, Miklos juga memperkenalkan dirinya sebagai Direktur Talent Development dari KORIKA (Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artificial) Indonesia.
Miklos membawakan tema 'Revolusi Pendidikan dan Peluang Karir bagi Anak Muda' ('Revolutionizing Education and Career Opportunities for Youth'). Tema Revolusi Pendidikan sangat tepat karena sistem pendidikan formal yang dijalankan sekarang sebenarnya merupakan produk rancangan tahun 1800-an dan sudah tidak relevan lagi dengan pesatnya perubahan. Akibatnya, pendidikan berjalan seperti 'pabrik' yang mencetak tenaga kerja, namun tenaga kerja ini sulit meraih pekerjaan karena kebanyakan dari yang dipelajari pun sudah tidak relevan dengan kebutuhan nyata. Hal ini menjadi persoalan serius bangsa, dimana saat ini terdapat 10 juta Gen Z menganggur. Menaker ungkap Pendidikan dan Kebutuhan Industri tidak 'link and match'. (Kompas.tv, 23 Mei 2024).
Sistem pendidikan yang bersifat 'one style fits all' atau satu pendekatan yang dipaksakan untuk semua orang sudah tidak tepat lagi. Setiap orang memiliki profil kelebihan maupun kelemahan yang berbeda dan oleh karena itu membutuhkan pendekatan yang berbeda. Kita perlu mempersonalisasi pendidikan (personalizing education) dan teknologi AI Edubeyond mampu menjawab kebutuhan ini.
Miklos menjelaskan bagaimana teknologi AI yang dikembangkan Edubeyond memberikan solusi terhadap 3 problem nyata dalam dunia pendidikan, yaitu :
1. Bagaimana agar setiap negara dapat memiliki kualitas pendidikan yang sama dengan negara maju?
2. Bagaimana agar mereka yang tinggal di daerah terpencil dan terluar dapat mengakses kualitas pendidikan yang sama dengan mereka yang tinggal di kota-kota besar?
3. Bagaimana cara mempersonalisasi pendidikan agar sesuai dengan minat maupun kelebihan/kelemahan setiap individu, serta agar apa yang dipelajari benar-benar relevan dan mampu menjawab kebutuhan nyata saat ini?
Miklos memaparkan bagaimana Edubeyond merancang teknologi MRAFE dan menggabungkannya dengan teknologi Large Language Model AI yang ada saat ini. Edubeyond juga berhasil mewujudkan teknologi Deep Knowledge Tracing, tingkat advance dari Neural Information Processing System (NIPS) yang mampu mendeteksi pola interaksi pengguna dalam proses pembelajaran. Miklos bersama tim Edubeyond telah mempublikasikan risetnya di University of Michigan dan selain itu juga mendapatkan pengakuan dari pakar AI di Stanford University. Pada bulan April 2024, Edubeyond bahkan memenangkan 3 award sekaligus di Silicon Valley.
Dalam bidang pendidikan, Miklos kemudian memperlihatkan bagaimana AI Edubeyond sangat membantu lembaga pendidikan memetakan profil setiap siswa, merancang materi pembelajaran yang tepat, memeriksa hasil belajar serta memproyeksikan intervensi lebih lanjut untuk setiap siswa sesuai kelebihan dan kelemahannya. Teknologi AI ini juga mampu menampilkan grafis kemajuan yang ditempuh, serta proyeksi pengembangan ke depan yang dapat diambil oleh siswa. Teknologi MRAFE yang dikembangkan Edubeyond juga dapat merangkum pembelajaran dari berbagai sumber, baik berupa gambar, video, suara, powerpoint, grafis dan lain2 serta menampilkannya secara interaktif dalam proses pembelajaran.
Dalam bidang korporasi, teknologi MRAFE juga mampu mengkonversi data perusahaan menjadi materi pembelajaran yang dirancang khusus sehingga apa pun yang dipelajari pegawai dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan perusahaan. Disamping itu, teknologi MRAFE memungkinkan perusahaan seolah memiliki AI tersendiri yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan, penyusunan strategi maupun keperluan strategis lainnya.
Miklos kemudian berbagi pengalaman tentang bagaimana Edubeyond diapresiasi oleh kliennya sebagai teknologi pembelajaran terbaik yang pernah ada dan disenangi oleh perusahaan maupun pegawai. Klien tersebut merupakan bagian dari perusahaan multinasional yang selama ini aktif menerapkan teknologi terbaik dunia dalam pengembangan SDM. Berkat terobosan dan fitur AI yang unik, klien tersebut menyebut teknologi Edubeyond sebagai salah satu kunci keunggulan daya saing perusahannya.
Apresiasi ini karena teknologi pembelajaran Edubeyond berbasis AI mampu memberikan umpan balik yang unik kepada masing-masing pegawai, dan pegawai pun semakin mengenal profil kompetensinya serta potensi pengembangan karirnya. Perusahaan juga dapat memetakan pencapaian kompetensi karyawan secara detail, dan teknologi AI Edubeyond mampu menjembatani gap kompetensi pegawai.
Sebagai contoh, dalam bidang penjualan, teknologi AI Edubeyond mampu menghadirkan simulasi yang terukur dalam peningkatan penjualan. Demikian juga halnya dalam bidang leadership, management maupun bidang teknis lainnya.
Setelah presentasinya, Miklos kembali mendapat sambutan yang hangat dari peserta, dan ada badan PBB lainnya yang ingin teknologi Edubeyond diterapkan di bidangnya. Miklos merasakan forum di Geneva ini berbeda dari forum lainnya, karena dapat bertukar pikiran dengan sejumlah tokoh dan peneliti AI dari institusi AI terkemuka dunia. Miklos sangat bersyukur kepada Tuhan atas karunia otak ciptaanNya dengan melihat munculnya berbagai terobosan AI yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dunia.
Semoga Indonesia segera menangkap terobosan teknologi AI ini untuk memajukan Indonesia, baik di bidang pendidikan, pemerintahan maupun juga di korporasi.
Miklos mengajak semua yang berminat untuk bekerja sama sesuai dengan misi Edubeyond untuk 'mendemokratisasi pendidikan', agar pendidikan berkualitas dapat dinikmati oleh setiap individu maupun setiap organisasi di bumi pertiwi.
Sudah saatnya seluruh masyarakat Indonesia hingga ke pelosok dapat mengakses pendidikan berkualitas yang setara dengan negara maju di dunia, karena kini teknologinya sudah ada! INDONESIA BISA!
Editor : Redaksi